Pada tahun 1980-an jaringan komputer pertama yang masuk ke Indonesia melibatkan 5 Universitas yang saling terhubung, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Terbuka (UT), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan fasilitas dial-up yang disebut dengan UNInet. Jaringan ini akhirnya tidak berkembang karena terdapat masalah dalam kurangnya infrastruktur yang memadai.
Tahun
1986 – 1987
Berawal
dari tulisan – tulisan awal yang datang dari kegiatan di amatir
radio khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Dengan
hanya “modal” pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik
Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II milik Onno W.
Purbo (YC1DAV), dan belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama
(YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN)
bersama Onno W. Purbo (YC1DAV), berguru pada para senior amatir radio
seperti Robby Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV)
yang belajar bersama untuk mempelajari paket radio pada band 40 m
yang kemudian didorong ke arah TCP/IP. Mereka-lah yang mulai
mengkaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS), yang
merupakan jaringan e-mail store and forward yang mengaitkan banyak
“server” BBS amatir radio di seluruh dunia, agar email tersebut
dapat tetap berjalan dengan lancar.
Tahun
1989 – 1990
Berawal
dari mailing list pertama, yaitu indonesians@janus.berkeley.edu,
diskusi – diskusi antar teman mahasiswa Indonesia yang mengenyam
pendidikan di luar negeri. Pola dari mailing list ini terus
berkembang, terutama di host server ITB dan egroups.co. Mailing list
ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam
pembangunan komunitas internet di Indonesia.
Pada
awal 1990-an, komunikasi antara Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) yang waktu
itu berada di Kanada dengan rekan – rekan amatir radio di Indonesia
dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT
dan walkie-talkie dengan band 2 meter, komunikasi antara Indonesia –
Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui jaringan amatir radio.
Tahun
1992 – 1994
Teknologi
packet radio TCO/IP yang diadopsi oleh rekan – rekan BPPT, LAPAN,
UI dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet. AMPR-net
(Amatir Packet Radio Network) yang menggunakan IP pertama dikenal
dengan nama domain AMPR.org dan IP 44.132. BPPT mengoperasikan
gateway tersebut yang bekerja pada band 70 cm dengan menggunakan PC
386 dan OS DOS yang menjalankan program NOS sebagai gateway packet
radio TCP/IP.
Tahun
1994 – 1995
Di
tahun 1994-an, ISP komersial pertama IndoNet mulai beroperasi.
Sambungan awal untuk Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh
IndoNet. Akses awal di IndoNet mulanya memakai mode teks dengan shell
account, browser Lynx dan e-mail client pine pada server AIX.
Mulailah pada 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa
menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri dengan memakai remote
browser Lynx di AS, pemakai Internet di Indonesia bisa akses Internet
(HTTP).
Sejak
tahun 1994 Internet masuk ke Indonesia dengan Top Level Domain ID
(TLD ID) primer yang dibangun di server UUNET, lalu dilanjutkan
dengan domain tingkat dua (Second Level Domain). ISP (Internet
Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet yang terhubung
ke Internet dengan kapasitas bandwidth 64 Kbps.
Tahun
1995 – Sekarang
Akhirnya,
akses internet Indonesia terus berkembang dengan seiringnya waktu.
Indonesia dapat dibilang mengikuti perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi sampai sekarang ini. Menurut APJII (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), lembaga yang dapat
memperkirakan pengguna internet, pengguna internet di Indonesia
sampai tahun 2014 mencapai sekitar 88,1 juta dan itu diperkirakan
terus meningkat karena diiringi teknologi mobile yang semakin canggih
dan juga terjangkau. [MFHP]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar